Selasa, 18 Agustus 2009

Hymne Untuk Gaia


Gaia, Ibu Bumi yang berdada subur,

bertubuh gembur,

Penyokong segala yang bernafas,

Penopang segala yang berjalan di atas

wajahmu, Pemberi anugerah berbuah-buah,

panen ladang melimpah ruah.


Kau sediakan energi setiap hari,

Kau tumbuhkan tunas-tunas hijau baru takkan mati,

Kau berikan berkat tak terkira ‘tuk kami,

Kau bermurah hati pada manusia meski kami sering tak sadari,

justru kami selalu sakiti wajahmu berkali-kali.


Milyaran beton tusuki setiap sudutmu wahai dewi,

kami pangkas ribuan hutan hujan,

kayu-kayu harummu jadi perabot mewah kesayangan.

Dari dalam perutmu kami sedot emas hitam,

kami gunakan habis-habisan hingga langit menjelaga kelam,

melubangi selubung pelindung,

hingga panas cahaya Helios mengepung

seluruh permukaanmu, melelehkan sudut-sudutmu yang terdingin di ujung-ujung,

menaikkan amarah Poseidon yang menopang laut-lautmu,

menggusarkan para Anemoi yang bertiup ganas hingga nelayan tak mampu berburu.


Oh Ratu Kehidupan, Ibunda yang mahakaya,

Gaia yang tua, Bumi yang purba,

ajari kami ‘tuk selalu menjaga

segala hadiahmu, agar selalu lestari

tempat tinggal kami.

Ajari kami ‘tuk selalu menanam kembali

bebuahan yang telah kami cabuti,

“karena engkau yang menjangkarkan dunia kekal dalam kami” (1)


Gaia sang penumbuh dan sang penghancur,

Ibunda yang kukuh dan luhur,

“Kau berikan dan kau ambil kembali

setiap hidup manusia fana, kau beri

kekayaan pada mereka yang menghormati

dan menyenangkan hatimu wahai dewi Bumi.” (2)


Ingatkan kami ‘tuk selalu merawat

lingkungan kami agar selalu sehat

sehingga kami dapat berjiwa kuat.

Inilah ucapan syukur kami pada musim baru,

berikanlah segala bebuahan yang ‘kan kami rayakan dengan haru,

agar kami tak berhenti bernyanyi untukmu.


(1) dicuplik dari Hymne Orphic untuk Gaia

(2) dicuplik dari Hymne Homeric untuk Gaia


Kalender Solar Gregorian: Selasa, 31 Maret 2009 Masehi

Kalender Lunar Athenian: 4 Mounykhion, Tahun ke-4 dari Olympiad ke-696

Pukul 11:25 - Pasca pengendapan Earth Hour dan renungan aroma hujan


Bookmark and Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar